LangsungKlik.id – Harga emas dunia mengalami tekanan berat sepanjang pekan ini, mencatat penurunan mendekati 3%. Pelemahan ini dipicu oleh meredanya ketegangan geopolitik global serta pergeseran minat investor ke aset berisiko jelang rilis data inflasi utama Amerika Serikat.
Berdasarkan data perdagangan terakhir, emas spot turun sekitar 1,2% dan diproyeksikan menutup pekan dengan koreksi hampir 2,9%. Kontrak emas berjangka AS juga ikut melemah lebih dari 1,4%, menjadikannya penurunan mingguan kedua secara berturut-turut.
Analis memandang meredanya konflik di Timur Tengah dan membaiknya prospek negosiasi dagang global menjadi penyebab utama turunnya permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. “Saat risiko geopolitik menurun, investor mulai melepas emas dan kembali masuk ke saham serta aset berimbal hasil tinggi.”, ujar salah satu analis dari ANZ Commodity.
Di pasar domestik, dampaknya juga terasa. Harga emas Antam turun Rp8.000 menjadi Rp1.924.000 per gram. Emas UBS dan Galeri24 di Pegadaian bahkan tertekan lebih dalam, dengan koreksi harga mencapai Rp17.000 per gram.
Fokus pelaku pasar kini tertuju pada data inflasi inti AS (PCE) yang akan dirilis dalam waktu dekat. Data tersebut diyakini menjadi petunjuk penting arah kebijakan suku bunga The Fed ke depan, yang secara langsung mempengaruhi pergerakan harga emas global.
Harga emas global dan domestik melemah tajam di tengah meredanya ketegangan geopolitik dan rotasi dana ke aset berisiko. Pelaku pasar disarankan mencermati rilis data ekonomi AS yang akan menentukan arah tren logam mulia ke depan. [LangsungKlik.id]