LangsungKlik.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka awal bulan Agustus 2025 dengan performa negatif. Pada penutupan perdagangan Senin (4/8), IHSG terkoreksi 0,97% ke level 7.464,645, setelah sempat melemah lebih dari 1% secara intraday. Pelemahan ini didominasi tekanan dari saham-saham konglomerasi besar yang menjadi pemberat pergerakan indeks.
Sejumlah saham mencatat penurunan tajam, salah satunya saham Aman yang anjlok lebih dari 13% usai merilis kinerja semester pertama 2025. Saham-saham dari grup Prayogo Pangestu seperti BRPT, CUAN, dan TPIA turut terseret turun. Emiten lainnya seperti Raja dan PTRO juga mengalami tekanan jual.
Meski pasar cenderung melemah, beberapa saham masih menunjukkan kekuatan. Saham perbankan besar BMRI berhasil naik 1,55%. Dari sektor teknologi, MTEK melesat lebih dari 13%, dan saham CDIA kembali mencatatkan auto reject atas.
Sentimen Global dan Domestik Mempengaruhi Arah IHSG
Pelemahan IHSG tak lepas dari sejumlah sentimen global, termasuk penantian pasar terhadap pengumuman kandidat Dewan Gubernur The Fed oleh Presiden AS Donald Trump, yang berpotensi memengaruhi arah kebijakan suku bunga. Selain itu, data ketenagakerjaan AS juga mengecewakan, dengan penambahan pekerja hanya mencapai 73.000 – jauh di bawah ekspektasi pasar.
Sementara itu, dari dalam negeri, Rupiah justru menguat terhadap Dolar AS seiring pelemahan indeks Dolar secara global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 diperkirakan mencapai 4,8%. Meski investor asing mencatatkan aksi jual bersih, IHSG masih menguat 6,47% secara year-to-date.
Analis: Koreksi Wajar, Tren Jangka Panjang Masih Positif
Analis PTQ Sekuritas Indonesia, Oktafianus Audi, menilai bahwa koreksi IHSG kali ini merupakan hal wajar karena indeks sudah memasuki area overbought. Secara teknikal, IHSG berada dalam tren menurun jangka pendek, namun tetap menunjukkan potensi bullish untuk jangka panjang.
Adapun beberapa saham yang direkomendasikan secara spekulatif antara lain:
1. ADMR: Beli spekulatif di kisaran Rp1.100–Rp1.150.
2. Harum: Menarik diperhatikan seiring peningkatan volume transaksi.
3. Harta: Beli spekulatif di kisaran Rp670–Rp680, dengan sinyal positif dari indikator MACD.
4. Telkom: Direkomendasikan untuk trading buy setelah mampu ditutup di atas level psikologis Rp3.000.
Investor disarankan tetap waspada terhadap volatilitas pasar di awal bulan ini, sambil memanfaatkan peluang dari saham-saham dengan momentum teknikal dan fundamental yang mendukung. [Langsungklik.id]