LangsungKlik.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami perdagangan yang fluktuatif pada Selasa, 29 Juli 2025, menurut laporan IDX Channel yang menampilkan analis keuangan Ajaib, Ibu Ratih Mesti Koningsi. IHSG sempat terkoreksi di sesi pertama namun pulih kuat pada sesi kedua dan ditutup mendekati level psikologis 7.700, meski secara teknikal dinilai sudah masuk area overbought.
Ibu Ratih menyebutkan bahwa jika koreksi terjadi dalam waktu dekat, area support ideal IHSG adalah di kisaran 7.500. Pasar juga tengah menantikan hasil Federal Open Market Committee (FOMC) akhir pekan ini. Meski suku bunga diperkirakan tetap, investor mencari sinyal potensi pemangkasan lanjutan. Penguatan dolar pasca pengumuman BI memangkas suku bunga 25 basis poin turut menekan nilai tukar rupiah.
SMMA Naik Tajam, Lalu Terkoreksi
Saham Sinar Mas Multiartha (SMMA) menjadi sorotan karena melonjak hingga 20% dan menyentuh rekor tertinggi. Namun, aksi ambil untung terjadi cepat di sesi kedua, menyebabkan harga terkoreksi 12,56% menjadi Rp18.800. Ratih mengingatkan agar investor berhati-hati untuk akumulasi karena masih ada potensi gap down yang belum tertutup.
Analisis Saham Perbankan
BBRI (Bank Rakyat Indonesia):
BBRI dinilai masih dalam tren sideways dan cenderung melemah. Untuk investor jangka panjang, disarankan tetap menahan jika sudah membeli di Rp3.900. Yield dividen diproyeksikan sebesar 8,5%-8,6%. Untuk pembelian baru, strategi buy on weakness disarankan di area Rp3.800 menjelang rilis laporan keuangan pekan ini.
BMRI (Bank Mandiri):
Saham BMRI juga bergerak dalam tren sideways. Volume perdagangan yang belum menguat membuat Ratih menyarankan pendekatan wait and see untuk jangka pendek. Untuk jangka panjang, akumulasi di level Rp4.700–Rp4.600 dinilai menarik, dengan yield dividen diperkirakan mencapai 10%.
BNLI (Bank Permata):
BNLI mencatat lonjakan tajam sejak Januari dari Rp870 ke atas Rp3.000, membentuk pola teknikal rounding bottom. Namun, potensi pullback dari level Rp3.350–Rp3.300 perlu diwaspadai. Strategi buy on breakout disarankan di atas Rp3.500, atau akumulasi saat koreksi ke area support Rp2.780. Bagi investor lama yang membeli di bawah Rp1.000, disarankan untuk tetap menahan posisi.
Kinerja bursa dan saham perbankan nasional akan terus menjadi perhatian investor seiring dinamika global dan kebijakan suku bunga yang mempengaruhi pergerakan modal dan nilai tukar rupiah. [Langsungklik.id]