LangsungKlik.id – Pemerintah Kamboja mendesak Thailand untuk segera memulangkan 20 tentaranya yang ditangkap hanya beberapa jam setelah perjanjian gencatan senjata antara kedua negara diberlakukan. Desakan ini disampaikan menyusul ketegangan baru yang muncul di tengah proses perdamaian pasca bentrokan bersenjata di wilayah perbatasan.
Menurut laporan Antara News, juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, menjelaskan bahwa penangkapan itu terjadi pada Selasa, 29 Juli 2025 pukul 07.50 pagi waktu setempat, sekitar delapan jam setelah kedua negara menyepakati gencatan senjata. Pemerintah Kamboja menganggap insiden ini sebagai pelanggaran serius terhadap kesepakatan damai yang telah dicapai.
Socheata menegaskan bahwa Kamboja akan terus mendorong jalur diplomatik guna memastikan keselamatan dan pemulangan para tentaranya sesegera mungkin. “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan masalah ini melalui negosiasi damai dan berharap tentara kami dapat dipulangkan tanpa penundaan,” ujar Socheata.
Di sisi lain, Thailand melalui pernyataan resminya pada Rabu, 30 Juli 2025, menyatakan bahwa para tentara Kamboja yang saat ini berada dalam tahanan akan diperlakukan sesuai hukum humaniter internasional dan peraturan militer yang berlaku. Namun, pemerintah Thailand menegaskan bahwa proses pemulangan baru akan dilakukan setelah situasi di perbatasan benar-benar dinyatakan stabil.
Sebagai informasi, gencatan senjata antara Kamboja dan Thailand disepakati pada Selasa, 29 Juli 2025, setelah lima hari bentrokan yang menewaskan sedikitnya 43 orang di kedua belah pihak. Konflik perbatasan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun itu kembali memanas sebelum akhirnya ditenangkan lewat diplomasi tingkat tinggi.
Insiden penangkapan ini memunculkan kekhawatiran baru di kalangan masyarakat internasional, terutama terkait keberlangsungan gencatan senjata dan stabilitas kawasan. Proses negosiasi selanjutnya akan menjadi kunci untuk mencegah eskalasi lanjutan di wilayah sensitif tersebut. [LangsungKlik.id]