LangsungKlik.id – Istilah wibu sudah tidak asing lagi bagi para penggemar anime dan budaya Jepang di Indonesia. Sebutan yang berasal dari kata weeaboo ini biasanya disematkan pada orang-orang yang terlalu fanatik terhadap budaya Jepang hingga dianggap berlebihan. Meski sering bernada negatif, banyak yang tidak menyadari kalau wibu sendiri memiliki tingkatan berbeda. Jangan-jangan kamu juga termasuk salah satunya?
Menurut rangkuman Buku Kompas, ada delapan tingkatan penggemar anime dan budaya Jepang, mulai dari yang sekadar suka hingga yang sudah obsesif. Memahami macam-macam wibu ini bisa membantu kamu mengenali apakah kecintaanmu pada Jepang masih dalam batas wajar atau sudah berlebihan. Berikut penjelasannya:
1. Newbie
Level paling dasar. Biasanya hanya menonton anime populer seperti Naruto, One Piece, atau Demon Slayer. Sekadar untuk hiburan tanpa terlalu mendalami detail cerita atau karakter.
2. Anime Lovers
Lebih serius dari newbie. Mereka mengikuti banyak judul anime, hafal alur cerita, dan mulai mengoleksi merchandise. Anime sudah menjadi bagian dari rutinitas hiburan mereka.
3. Otaku
Level ini sudah mulai intens. Seorang otaku rela menghabiskan banyak waktu menonton anime, membaca manga, bahkan mengurangi interaksi sosial demi hobinya.
4. Otamega
Hampir sama dengan otaku, tetapi dengan dampak fisik yang lebih terasa, seperti mata lelah, kurang tidur, dan mengabaikan kesehatan demi maraton anime.
5. Nijikon
Tingkatan yang mulai mengkhawatirkan. Mereka bukan hanya suka anime, tapi juga berfantasi pada karakter 2D seolah-olah nyata, hingga berdandan seperti tokoh favorit.
6. Hikikomori
Mereka menarik diri dari pergaulan, lebih nyaman menyendiri di rumah, hanya fokus pada dunia anime dan manga. Kehidupan sosial nyaris hilang.
7. Weeaboo (Wibu)
Inilah tingkatan yang paling sering dikenal. Wibu meniru gaya bicara, berpakaian, hingga bersikap layaknya orang Jepang. Obsesi terhadap budaya Jepang sudah berlebihan.
8. Wapanese
Level paling ekstrem. Mereka menganggap Jepang adalah segalanya, bahkan mengklaim diri lebih “Jepang” daripada orang Jepang sendiri. Identitas budaya sendiri diabaikan.
Menjadi penggemar budaya Jepang, termasuk anime, manga, dan kuliner, sebenarnya bukanlah hal buruk. Namun, penting untuk menjaga keseimbangan agar tidak terjebak pada fanatisme buta yang justru merugikan diri sendiri.
Jadi, dari macam-macam wibu di atas, kamu berada di level yang mana? Cintai budaya Jepang secara sehat, tetap realistis, dan jangan sampai kehilangan identitas hanya demi hobi. Dengan begitu, kamu bisa menikmati anime dan budaya Jepang tanpa perlu takut dicap wibu yang berlebihan. [LangsungKlik.id]