LangsungKlik.id – Harga emas dunia melonjak tajam setelah Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke fasilitas nuklir Iran pada Sabtu malam (21/6/2025). Ketegangan geopolitik yang meningkat tajam membuat investor global mengalihkan dana ke aset safe haven seperti emas, mendorong harga logam mulia tersebut naik mendekati rekor tertingginya.
Harga emas spot internasional saat ini tercatat di kisaran US$3.450 hingga US$3.500 per troy ounce, atau setara dengan Rp1.845.000 hingga Rp1.867.000 per gram dengan asumsi kurs Rp16.500 per dolar AS. Analis memprediksi, jika eskalasi konflik berlanjut, harga emas sangat mungkin menembus Rp2 juta per gram dalam waktu dekat.
Ketegangan Global Bikin Emas Jadi Primadona
Serangan militer Amerika Serikat ke tiga lokasi nuklir strategis Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—membuat pasar global bereaksi negatif. Kekhawatiran akan konflik berkepanjangan dan dampaknya terhadap stabilitas kawasan, termasuk potensi penutupan Selat Hormuz, menjadi faktor utama pendorong lonjakan harga emas.
Situasi ini mendorong peralihan dana dari aset berisiko seperti saham dan kripto ke instrumen pelindung nilai seperti emas dan dolar AS. Harga emas pun langsung merespons dengan kenaikan tajam baik di pasar spot maupun kontrak berjangka.
Analis Proyeksikan Emas Capai Rekor Baru
Analis dari FXLeaders dan sejumlah lembaga keuangan memperkirakan bahwa jika konflik AS–Iran tidak mereda dalam waktu dekat, maka harga emas berpotensi naik ke level US$4.000 per ounce, atau sekitar Rp2.120.000 per gram.
“Investor sedang mencari tempat aman untuk aset mereka. Dan emas saat ini menjadi pilihan utama, terlebih saat ketidakpastian global meningkat,” ujar Ibrahim Assuaibi, analis senior dari Indonesia Commodity Futures.
Kenaikan harga emas dunia ini juga diperkirakan akan memengaruhi harga emas dalam negeri, termasuk produk logam mulia Antam dan UBS, yang berpotensi menyentuh level psikologis Rp2 juta per gram dalam waktu dekat.
Lonjakan harga emas menjadi sinyal kuat bahwa pasar global sedang menghadapi tekanan geopolitik serius. Dengan harga yang kini mendekati Rp1,9 juta per gram dan potensi tembus Rp2 juta, logam mulia kembali menunjukkan fungsinya sebagai aset pelindung utama. Investor disarankan terus mengikuti perkembangan geopolitik dunia dan mempertimbangkan strategi diversifikasi aset di tengah ketidakpastian. [LangsungKlik.id]